Selasa, 05 Juni 2012




Sesuai dengan temanya tahun ini - The Journey - L-Men of the Year 2012 bisa dibilang merupakan rangkaian perjalanan untuk menemukan seorang icon gaya hidup sehat baru sekaligus calon bintang masa depan. Pengalaman membuktikan bahwa para juara dan finalis ajang ini banyak yang kemudian merambah ke dunia entertainment dan sejak karantina para kontestan telah dibekali sejumlah kelas yang akan sangat berguna saat mereka nantinya menjadi seorang bintang, salah satunya kelas akting.


Kemampuan akting tentunya sangat penting bagi mereka yang ingin berkecimpung sebagai aktor televisi atau bintang iklan. Dan para Grand Finalists L-Men of the Year 2012 sangat beruntung karena mereka mendapatkan ilmu olah peran ini dari Teater Koma, salah satu pelaku seni peran di Indonesia yang sudah kaya akan pengalaman dan prestasi. Kemampuan akting mereka betul-betul diasah pada hari pertama karantina (Sabtu, 2 Juni 2012) sebelum keesokan harinya hasil latihan mereka diuji pada sesi Acting Challenge.



IP Team sendiri berkesempatan untuk meliput dan melihat langsung aksi para Grand Finalists di tantangan akting ini. Untuk itu mereka dibagi menjadi 3 kelompok yang masing-masing harus memainkan sebuah lakon. Meskipun setiap lakon menampilkan kisah dan tokoh yang berbeda namun ketiganya memiliki satu benang merah yang sama, sehingga bisa dibilang bahwa ketiga lakon ini adalah fragmen dari sebuah cerita utama. Dan cerita utamanya sendiri merupakan kisah perjuangan negara L-Menesia (obviously diambil dari nama L-Men) dalam menghadapi serangan negara penjajah Pesimisia (pastinya kalian sudah bisa menebak asal nama negara ini he he he).

Saatnya kelompok pertama yang tampil! Tokoh sentral dalam cerita ini adalah Fendy Lontoh yang memerankan seorang pemuda L-Menesia yang tergugah untuk mendaftarkan diri menjadi prajurit untuk membela negaranya setelah mendengar kabar serangan Pesimisia. Namun agar dapat diterima menjadi prajurit, Kepala Prajurit yang diperankan oleh Agil Widana memberi syarat bahwa pemuda itu harus mampu push-up 500 kali. Meskipun awalnya tidak kuat dan sempat diremehkan oleh teman-temannya sendiri (yang diperankan oleh Mikhel Wandana, Rizal Al Idrus, dan Teguh Hariansyah), kegigihan pemuda tersebut akhirnya membuahkan hasil. Dia akhirnya mampu melakukan push-up 500 kali dan diterima menjadi prajurit L-Menesia.

 Agil Widana memerankan tokoh Kepala Prajurit di cerita yang pertama

Kawan-kawan yang sempat meragukan kemampuan dan kesungguhan sang protagonis Fendy Lontoh

 Keberhasilan sang pemuda menaklukan tantangan mengundang kekaguman Kepala Prajurit dan kawan-kawannya

 Para pemain kelompok 1 : Teguh, Fendy, Mikhel, Rizal, dan Agil

Berlanjut ke kisah kedua, masih seputar perjuangan seorang pemuda L-Menesia yang juga berkeinginan membela negaranya. Kali ini pemuda yang diperankan Akbar Kurniawan tersebut bertekad untuk berguru pada seorang pendekar silat yang diperankan Fajrin Asha. namun untuk dapat diterima menjadi muridnya, sang pemuda harus mampu bertapa dan berpuasa tidak makan selama 15 hari, wah kira-kira kuat tidak ya? Selama masa itu di dalam batinnya muncul pertentangan antara suara baik (dipernakan Jero Lakhwani) dan suara jahat (diperankan Stephan Hoffman). Dan seperti di kisah yang pertama, kisah kedua inipun berakhir dengan pesan moral bahwa dengan keteguhan hati dan kemauan baja, hal-hal yang sangat sulit pun bisa dilakukan.

 Akbar Kurniawan berperan sebagai tokoh protagonis di kisah kedua

 Classic showdown between Good (Jero) and Evil (Stephan)

 Sang pendekar akhirnya menerima sang pemuda menjadi muridnya

 Para pemain kelompok 2 : Akbar, Stephan, Jero, dan Fajrin

Fragmen ketiga kisah L-Menesia ini akhirnya membawa kita ke gugus depan medang perang. Sekelompok prajurit L-Menesia yang dipimpin kapten Dhani Ardhansky dan dibantu sersan Hans Lauwansyah terpisah dari rekan-rekan mereka di tengah pertempuran melawan Pesimisia. Dalam legiun itu hanya tersisa 3 prajurit yang diperankan Adhika Wijaya, Gael Albert Maukar, dan Bayu Hanif. parahnya lagi ada satu diantara 3 prajurit ini yang sangat penakut.Di tengah situasi yang serba putus asa, sang kapten berhasil membangkitkan semangat anak buahnya dan mereke berlima dengan gagah berani bertarung melawan ratusan prajurit Pesimisia. Syukurlah di saat yang genting bantuan tiba-tiba datang dan mereka berhasil mengalahkan lawan mereka. Sayangnya kemenangan mereka tidak sepenuhnya berakhir bahagia karena satu diantar 5 prajurit L-Menesia ini ada yang akhirnya gugur di tengah pertarungan melawan Pesimisia. So it was a bittersweet victory.

 Keputusasaan sempat melanda para prajuri L-Menesia ini

 Berkat motivasi Kapten mereka, semangat para prajurit L-Menesia bangkit kembali

 Bittersweet ending ... a victory but with a sacrifice

 Para pemain kelompok 3 : Adhika, Batu, Dhani, Hans, dan Gael

Sebagai pendatang baru di dunia seni peran, akting paar Grand Finalists cukup layak mendapat acungan jempol. Meski kelompok 2 sempat mengalami lupa dialog, namun secara umum jalan cerita masih tersampaikan dengan baik. Favorit IP sendiri adalah penampilan dari kelompok 3 yang tampak paling menghayati dalam memerankan lakon mereka masing-masing dan paling kompak dalam interaksi antar pemain. Sementara untuk favorit individual sendiri beberapa Grand FInalsits yang menurut IP cukup keren aktingnya adalah Gael, Bayu, Agil, dan Rizal.

Jadi siapa ya kira-kira yang akan meneruskan jejak Steven Yoswara, Johan Yanuar, dan Christian Loho sebagai pemenang gelar The Best Acting? Kita tunggu pilihan dewan juri yang baru akan diumumkan di Final nanti ya, sementara itu mari ikuti terus liputan IP dari kegiatan-kegiatan lainnya di karantina L-Men of the Year 2012 ini. Stay tuned!

Foto seru para Grand Finalists bersama pelatih mereka dari Teater Koma

Liputan Oleh :
Ayus Wijaya, Joolz, & Yutha

Terimakasih kepada :
Pak Mardi, Mas Widi, Mas Mierza, Mas Ariel, dan panitia-panitia lain dari pihak L-Men
serta Semua Pihak yang membantu kelancaran liputan ini

Visit Website L-Men
www.l-men.com

Jangan Lupa LIKE Fan Page Indonesian Pageants
untuk berita-berita terkini
http://www.facebook.com/indonesianpageants


0 Komentar di Blogger

0 comments:

 
Toggle Footer